Rabu, 07 Desember 2011

Tradisi Mekepung di Jembrana


Sudah berapa kali Anda ke Bali? Jawabannya pasti sudah sering. Tapi, sudah pernahkah Anda mendengarMakepung? Banyak yang belum pernah dengar, pastinya. Makepung adalah sebuah kegiatan yang hampir mirip dengan Karapan Sapi di Madura, hanya saja yang dilombakan adalah kerbau.
Diselenggarakan pada hari Minggu pada bulan Juli sampai Oktober setiap tahunnya di Perancak, Negara, Bali. Kerbau jantan dimandikan, dipasangi aksesoris, dan sapi itu dikendalikan secara berpasangan oleh seorang joki untuk diadu kecepatannya dengan pasangan kerbau yang lain. Jika Anda ingin ke daerah Negara, perlu waktu tempuh sekitar 3 jam dari Kuta. Memang Makepung ini belum menjadi daya tarik wisata utama dari Bali, tetapi bisa Anda jadikan salah satu pilihan jika melancong ke sana.
Lomba balap kerbau Makepung ini diadakan diantara dua kelompok, jadi bukan perorangan pesertanya. Masing-masing kelompok terdiri dari sepuluh hingga dua puluh pasangan kerbau yang akan saling berlomba. Dua pasang kerbau dari dua kelompok yang berlomba akan beradu cepat dalam lintasan adu pacu sepanjang kurang lebih 3 kilometer.
Dalam makepung, tata caranya sedikit berbeda dengan pacuan lainnya. Start tidak dilakukan dalam satu garis, melainkan berbeda jarak, misalnya 10 kilometer. Penentuan pemenangnya pun juga berbeda. Jika peserta yang start di depan mampu memperjauh jarak ketika finish, dialah yang menang. Tetapi jika peserta yang start di belakang mampu memperpendek jarak maka dialah yang menang.
Kerbau dihalau oleh sang joki dengan menggunakan pemukul yang terbuat dari rotan yang ujungnya terdapat sebuah paku tajam. Untuk memenangkan pertarungan, tak jarang pantat kerbau sampai terluka banyak karena pukulan paku dari sang joki tersebut. Hampir setiap dua minggu sekali diadakan Makepung. Kabupaten Jembrana, tempat diadakannya balapan kerbau Makepung ini disebut sebagai Bumi Makepung.
Asal usul Makepung
Petani di daerah Jembrana terbisa memacu pedati yang ditarik dengan kerbaunya menuju sawah untuk mengambil hasil panen padinya. Saat saat gembira memacu pedati yang ringan karena masih kosong itulah yang menjadi cikal bakal adanya tradisi Makepung, lomba balap kerbau di Jembrana.
Berhubung sapi adalah hewan yang disucikan oleh masyarakat Hindu Bali, maka mereka memilih menggunakan kerbau sebagai hewan pekerja dan tunggangan. Tradisi makepung ini sangat populer di Jembaran, di bagian barat Pulau Bali, namun tidak terkenal di daerah lainnya di Pulau Dewata ini.
Prosesi Makepung
Sehari sebelum diadakannya Makepung, para peserta dari berbagai daerah di desa-desa yang tersebar di jembara, datang menuju alun-alun dengan menuntun kerbau atau menggunakan mobil truk untuk mengangkutnya. Kerbau terbaik telah disiapkan, dengan diberi makanan dan minuman terbaik yang berfungsi meningkatkan stamina kerbau. Di arena balap, suasana sangat ramai dengan straksi musik jegong, gamelan khas Bali, dan orang-orang yang berjualan.
Pagi harinya, kerbau didandani dengan aksesoris yang berwarna warni, dan pemilik kerbau memasang sesajen (banten) di tempat-tempat tertentu seperti di garis start, finish dan beberapa tikungan yang nantinya akan dilewati. Siang harinya, dimulailah lomba yang biasanya diikuti hampir 300an pasang kerbau peserta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar